Apa ajja boleh

Foto Saya
sebri asdian
Lihat profil lengkapku

Sabtu, 06 September 2014

Batu akik teratai coklat

Kembang Teratai Cokelat terlihat garis-garis urat bunga teratai terselubung bundar memperkuat kesan sebuah kesan keberuntungan nasib.
Dalam ajaran Hindu Kembang dihubungkan dengan keindahan, kesuburan, kemakmuran, keabadian serta spiritualitas. Bunga teratai ini kerap ditemukan di segi Dewa Dewi dalam ajaran Hindu serta kebudayaan India.
Seperti Dewi Laksmi, dewi kesuburan serta kemakmuran, yang bertahta di atas bunga lotus yang mekar prima. Juga bunga teratai juga dijelaskan dalam Bhagavad Gita, teratai yaitu bunga yang mewakili matahari serta kelahiran kembali.

Harga Rp.400.000,00

Bagi yang minat Hub 085208082623

Batu Akik badar besi

Yang namanya Batu/Akik BADAR BESI sejak diketemukan sudah mengandungi unsur ferum dengan kandungan oksigen yang tinggi sehingga memiliki warna abu kehitaman dan memiliki kekerasan 5-6 skala Mohs.
Sesungguhnya batu/Akik badar besi banyak dijumpai didaerah brazil, mexico, Australia dan amerika yang mana dekat dgn kawasan pergunungan yang sering terjadi banjir lahar ratusan tahun dahulu. Namun begitu, Batu/Akik badar besi ini juga diketemukan di Tanah Air NUSANTARA.
Hanya saja, hingga saat ini, di Aceh dan Sumatera Utara jenis batu yang mempunyai kekuatan magnetis ini lebih banyak diketemukan berwarna/corak Hitam, Hijau Lumut dan Hitam Metalik bahkan lurik-lurik yang sangat bercahaya. Selain itu, daerah Ambon juga sangat banyak dengan warna Abu-Abu, Coklat dan bergambar pemandangan alami bahkan ada yang menyerupai jenis-jenis hewan.
Batu badar besi disebut batu magnetsteen sebab apabila didekatkan pada magnet batu tersebut akan tertarik dan menempel atau hanya berputar-putar dan lainnya ada yang menolak dengan bergetar ditempat saja.
Masyarakat umum Indonesia dan bahkan Dunia sudah lama mengenali batu badar besi dalam golongan pusaka mistik yang diyakini mempunyai khasiat dan kelebihan aura bagi pemakainya secara tertentu dan berbeda-beda. Semisal untuk keselamatan, kekebalan, pagar badan dari serangan makhluk halus, benteng dari pengaruh aura jahat yang di bawa oleh orang atau yang berada di tempat-tempat yang di anggap angker.
Batu Badar Besi/Akik ini dapat juga sebagai penangkal dalam menghindari bisa ular serta mengobati orang yang terkena sengatan binatang-binatang berbisa. Apa lagi khasiat lainnya, termasuk dapat mengobati orang-orang yang punya penyakit tulang dan peredaran darah yang kurang lancar . Adalah sangat cocok atau disarankan memakai perhiasan batu/ Akik badar besi ini.
Selain itu, Badar Besi/ Akik ini juga punya kelebihan yang sangat unik, tentunya bila kita dekatkan pada benda-benda bertuah dan bekhasiat lainnya. Maka….hanya dalam hitungan detik saja benda-benda bertuah tersebut sudah tidak beryoni (bergetar, Hidup dan bernyawa) lagi, dan akan kembal yoninya setelah beberapa hari berselang.
Batu Badar Besi / Akik bertuah ini sangat tinggi nilainya. Dimulai Rp 500.000 hingga tak terjangkau akibat dari keberhasilan yang sudah dipakai oleh pemiliknya. Bahkan info terahir harganya mencapai Rp. 750.000.000,- / USD $ 75.000. Luar biasa. Siapa berminat ? Hubungi kami di 082162422642. ( Konsultasi Terbuka Untuk Umum. .

Ditunggu……………

Senin, 21 November 2011

Biografi Umar Kayam



Kehidupan Seorang "Multikulturalis"
Umar Kayam, dengan segala kelebihan dan kekurangannya, adalah sosok manusia "multikulturalis", seorang akademisi, birokrat, seniman, sastrawan, budayawan, dan juga penikmat makanan. Sebagai ilmuwan yang seniman (atau sebaliknya), Umar Kayam telah memaknainya sebagai sisi kemanunggalan yang harus direfleksikan dalam lintas disiplin ilmu. Seperti yang selalu ditekankannya bahwa penting bagi seorang sarjana memiliki wawasan "vertikal" yang merupakan refleksi dari masing- masing ilmu, dan wawasan "horizontal" sebagai wawasan yang mendudukkan relevansi bidangnya dengan disiplin ilmu lain sehingga tidak terkotak-kotak. Pejalan budaya atau cultural commuter adalah istilah yang dipakainya untuk menjelaskan lebih jauh, bagaimana orang bergerak secara ulang-alik, dari tradisionalitas ke modernitas, dari desa ke kota, serta dari berbagai komunitas dan kebudayaan.
Buku ini mengulas kehidupan Umar Kayam yang berlatar belakang keluarga priayi yang dikemas dengan metode dalam penelitian sejarah, yaitu biografi.
Tiga bab pertama menggambarkan fase kehidupannya dari masa kanak-kanak hingga memasuki mahasiswa yang telah menampakkan jiwa esoterismenya. Benih-benih pemikiran Umar Kayam dalam kesenian dan kebudayaan dapat dilacak mulai tahap ini. Karyanya yang menonjol, seperti Seribu Kunang-Kunang di Manhattan, Sri Sumarah, Bawuk, serta novelnya yang terakhir, Para Priyayi, mencerminkan penghargaan terhadap pluralisme, lintas ideologi, lintas agama, maupun etnik. (DEW/Litbang Kompas)




Jurnal Nasional, Minggu V, Juni 2007
Jalan Menikung Umar Kayam
Umar Kayam salah seorang intelektual gemintang yang pernah dimiliki Indonesia digambarkan nyaris utuh dalam buku ini.
Kekayaan Umar Kayam terletak pada kemampuannya untuk mendudukkan persoalan pada proporsinya. Dengan demikian pemecahan masalah apapun bentuk dan kesulitannya akan mudah diselesaikan. Agaknya sikap itu pula yang membuatnya jadi buruan para calon doktor untuk menjadikannya pembimbing. Sebagai seorang guru besar yang membimbing calon doktor, ia tidak terlalu memikirkan urusan formal. Ia tak peduli dengan kesalahan titik, koma, atau ejaan, karena menurutnya hal itu bukanlah urusan calon doktor, tapi tukang ketik.
Sebagai sebuah biografi ternyata buku ini menggambarkan sosok Kayam dalam lingkaran cerita kehidupan yang terlampau luas. Namun upaya serius dari penulis untuk mendekati gambaran utuh dari sosok Umar Kayam tampak dari sekian banyak orang-orang terdekat mendiang Umar Kayam yang diwawancarainya. Hal itu juga terlihat dari begitu banyaknya karya Umar Kayam yang dijadikan referensi sebagai jalan menelaah pemikiran Umar Kayam. (Bonnie Triyana)

Tempo, 3 Juni 2007
Priyayi Yang Menikung Jalan
Buku yang memberikan gambaran tentang priyayi yang sanggup mempopuliskan kepriyayiannya. Biografi Umar Kayam yang cukup kaya. Inilah buku yang menarik dibaca. Manusia Ulang Alik: Biografi Umar Kayam tidak kering, juga tidak romantik—sebagaimana umumnya buku biografi di sini. Ia memberikan gambaran umum sekaligus kejutan-kejutan detail dalam pembahasan yang obyektif.
Secara historiografis buku ini sangat menarik. Penulisnya dengan lihai menjaring historical consciousness melalui penekanan pada Umar Kayam on aware of becoming and not only being. Kekayaan detail, sebagai syarat utama sebuah biografi, tampak dari narasumber yang dipakainya, mulai dari istri, saudara, hingga koleganya seperti S.M. Ardan dan Prof. Dr. Rachmat Djoko Pradopo.
Tampak, penulis mendekati tokohnya dengan teori dasar Freud, childhood is the father of man. Dengan kerangka berfikir ini, akar kebudayaan sang tokoh bisa dilacak dan dinilai dari masa kecilnya. Kepriyayian yang mewarnai masa kecilnya justru menjadi semacam epiphany, turning points moments, atau momen krisi bagi kehidupan pribadinya begitu ia menyaksikan perubahan dunia yang sedemikian cepat dan menuntut sikap adaptif. Dengan begitu ia manjadi priyayi yang kritis untuk kemudian memilih menikung jalan: mempopuliskan priyayi.
Karya ini sebagaimana buku sejarah pada umumnya memang masih menyisakan banyak pertanyaan, sebuah tanda yang sebenarnya sangat baik. (M. Yuanda Zara)


Sebuah Buku yang Mak Nyus
“Manusia Ulang Alik” demikian buku ini memberikan label untuk Umar Kayam. Sebuah ekspresi apresiatif segala hal tentang Umar Kayam. Sudah barang tentu, setelah melakukan proses panjang: penelusuran koran-koran berdebu, keliping, analisis berbagai karya, hingga wawancara. Demi sebuah pelajaran tentang hidup dari sosok pria kelahiran Ngawi yang bernamakan Umar Kayam.
Umar Kayam adalah sastrawan, namun juga sosiolog. Lebih tepatnya sosiolog yang sastrawan, dan sastrawan yang sosiolog. Dia adalah orang Jawa, sebagaimana orang Jawa yang lain, harmonitas lebih utama dari nyawa. Namun, Umar Kayam, bukanlah sekedar orang Jawa, dia hafal betul nama-nama kota: entah yang di pinggiran Jakarta atau di USA. Dari Ciputat hingga Chicago, dari Solo hingga Sanfransisco. Dari Kalibening hingga California
Sebagai sastrawan, karya-karyanya telah banyak dikenal. Banyak muatan yang terselip di sela-sela deretan huruf dalam novel-novelnya. Tentu, semua kenal dengan Clifford Geertz, orang yang paling bertanggung jawab atas trikotomi masyarakat Jawa: Santri, Abangan, dan Priyayi. Dan Umar Kayam larut dalam masyarakat Jawa yang dikategorikan oleh Geertz. Sebagai orang dalam, konon Umar Kayam, merasa keberatan dengan narasi ciptaan Geertz atas dunia priyayi: wilayah dimana mungkin dia masuk di dalamnya. Lalu Umar Kayam menginterupsinya, bukan dengan memarah-marahi tulisan Geertz, tapi menyajikan sebuah cerita/ novel. Dengan gaya tutur yang dapat disebut baru, membiarkan aktor-aktor dalam novelnya bercerita mengalir menarasikan hidupnya sendiri. Novel Para Priyayi, adalah semacam jawaban, semacam interupsi, mungkin ketidaksetujuan atas simplifikasi masyarakat Jawa yang ditorehkan Geertz. Demikian salah satu cara Umar Kayam ber-sastra sekaligus berdebat akademik.
Buku ini merupakan sebuah biografi, sebagaimana kebanyakan biografi, unsur-unsur apresiasi, kekaguman dan semangat moralitas berhasil mendahului proses penulisan. Penyajian sejarah masih sangat standard, kehidupan unik yang ditempuh dengan motede “nakal”: demoralisasi sejarah, belum nampak kuat dalam buku ini. Kehidupan keseharian seperti: cara berpakaian, cara makan, spritualitas, tak tampak. Demikian pula, buku ini sepi dari sesuatu yang unik dari Sang Umar Kayam sehingga dia menjadi disukai atau dibenci orang. Sesuatu yang remeh temeh yang semestinya bila ditelusuri dan dianalisis akan menemukan kedalaman Umar Kayam yang utuh, tidak pula tampil dari buku ini. Di sinilah kadang Luthfi melupakan apa yang telah dideklarasikan sebelumnya.
Namun apapun itu, Luthfi tetap masih bagus. Bukankah buku ini adalah hanya sebuah skripsi. Menulis skripsi terkadang jauh lebih sulit dari pada desertasi. Manakala seseorang hendak menulis sebuah skripsi yang bagus, dengan “gagasan yang besar”, dan ide-ide baru seringkali yang ditemukan adalah tidak ditemukan dosen pembimbing. Atau biasanya Pak Dosen akan bilang “Nak, kamu ini masih S1, tidak usah menulis yang besar-besar, pikirkanlah ide-idemu itu untuk jenjang studimu selanjutnya”. Jika sudah demikian, siapapun itu pasti akan merasa lemas, hingga kesimpulan pun akan dipungut: skripsi yang baik adalah skripsi yang jadi”.
Buku ini merupakan kompromi, antara berbagai kendala dan ketidakmampuan dan keharusan untuk menulis. Sekalipun begitu, apa yang dikerjakan oleh Luthfi tidak bisa dikategorikan sebagai pilihan “skripsi yang baik adalah skripsi yang sudah jadi”, namun jauh lebih dari itu, apa yang dilakukan oleh Luthfi tetap mak nyus untuk dibaca.
Terlepas dari semuanya, ada satu hal yang membuat buku ini sangat menarik dan penting. Yaitu ditulis oleh seseorang yang berlatar belakang pesntren. Jika memang Geertz benar dengan trikotomi: priyayi, abangan dan santri, masing-masing mempunyai batas dan kosmologi berbeda-beda. Maka buku ini juga marupakan ekspresi ziarah kebudayaan dimana masyarakat Jawa saling mempelajari antara satu dengan yang lain. Dan buku ini merupakan wujud bagaimana santri membaca priyayi. Lantas masihkah trikotomi itu dapat dipertahankan lagi? (Slamet Tohari)

Seputar Indonesia, 9 September 2007
Mengenal Umar Kayam Lebih Dekat
Biografi adalah suatu hasil dari pengakomodasian kehidupan (secara pasrsial) seorang tokoh, mulai kepribadian, karier, karya, hingga seluk beluk keluarganya. Menulis sebuah biografi tak semudah membalkan telapak tangan, sebab banyak aturan yang ditaati, seperti harus menjadpat izin keluarga sang tokoh, harus bisa menjadi tokoh itu, dan harus bisa bersikap obuektif. Dengan kata lain, sang penulis dituntut untuk sepenuhnya menjadi sosok atau tokoh yang sedang ia tulis.
Namun, kesulitan itu tidak berlaku bagi Ahmad Nashih Luthfi, yang kini berprofesi sebagai staf akademik di Jurusan Sejarah UGM. Ia mampu mengakomodasi seputar kehidupan Umar Kayam dengan begitu apik dan cerdas.
Lewat sebuah buku Manusia Ulang alik : Biografi Umar Kayam, yang diambil dari skripsinya, penulis dengan begitu cekatan mengulas warna-warni kehidupan Umar Kayam sekaligus menyajikan data-data konkrti yang utuh, guna menunjang kevalidan dan kebasahan suatu karya ilmiah. Kendati buku ini tidak terlalu tebal seperti biografi pada umumnya, justru para pembaca budimana akan menemukan keunikan tersendiri dari apa yang disajikannya.
Umar Kayam adalah sosok yang demokratis serta inklusif terhadap siapapun dan dalam persoalan apapun. Selain itu, Umar Kayam juga dikenal sebagai sosok sastrawan dan budayawan. Karyanya meliputi cerpen, novel, esai-esai kebudayaan, khususnya kebudayaan Jawa. Karya-karya fiksinya dianggap mempunyai makna baru dalam dunia kesusastraan. Ia dikelompokkan sebagai sastrawan angkatan 50 (1950-1970). Angakatan dengan corak atau kekhasan berupa penceritaan yang kukuh, tanpa banyak disertai pandangan-pandangan pribadi.
Keberanian penulis untuk menguak keberadaan Umar Kayam, lewat karya-karyanya yang kritis baik yang berupa cerpen, novel, sekaligus esainya seolah menjadi bumbu tersendiri dalam buku ini. (Ari Siswanto)

“Umar Kayam adalah sosok yang tidak pernah basi dibicarakan. Sebab, ia adalah sosok yang memancarkan cahaya dari berbagai sudut. Ia ibarat sebuah prisma. Orang bilang, Umar Kayam adalah seorang demokratis. Ya, memang. Tapi ada kalanya, Umar Kayam sangat chossy, pilih-pilih dalam pergaulan......Sebab bagaimanapun, Umar Kayam adalah seorang manusia. Jika orang ingin menemukan gambaran Umar Kayam secara utuh, orang akan segera melihat sisi gemerlapnya dan sisi gelapnya. Seperti dikatakan Ernest Ghoocy. Sisi gelap itu ibaratnya l’ombre alias bayangan. Oleh karena itu, menulis biografi yang benar-benar bisa bermanfaat adalah jika di sana juga ada tinjauan kritis dari penulisnya. Dalam buku karangan A. N. Luthfi ini, tinjauan kritis dimaksudkan tersedia.”
“Startegi penulis buku ini yang menggunakan teori dasar Freud, the childhood is the father of a man sangat kena. Terutama jika orang kemudian membaca novel Para Priyayi jilid pertama. Novel yang boleh dikatakan sebuah konstruksi munculnya ambtenaarisme di Indonesia, akan lebih mudah dan lebih nikmat dikunyah karena uraian masa kecil Umar Kayam dalam buku ini. Juga, sikap dan pandangan dunianya yang mengutamakan kebersamaan, terfahami dengan jelas karena informasi masa kecil.”
Prof. Dr. Bakdi Soemanto

“Dengan penerbitan buku ini, Sains ingin menggarisbawahi capaian pemikiran Umar Kayam yang melakukan lintas ilmu dan bahkan ilmu dengan seni. [...] ini merupakan sebuah peringatan keras atas kecenderungan kompartementialisasi ilmu sosial dan humaniora yang berkembang di Indonesia dewasa ini. Dalam konteks pembangunan, bila istilah ini masih dapat digunakan, pemikiran Umar Kayam untuk memfokuskan pada “aspek manusia” atau “kebudayaan” sebagai agensi melebihi pembangunan fisik, masih sangat relevan untuk ditekankan di tengah-tengah masyarakat, perbincangan akademis, maupun pembahasan di lingkungan pengambil kebijakan.”
“Penulis buku ini dengan jeli menangkap pesan Umar Kayam kepada kita, terutama pengelola negara ini bahwa “kekuasaan dibangun untuk dapat mensejahterakan rakyat…namun yang terjadi, kekuasaan diperebutkan untuk dapat mengatur sumber-sumber pendapatan, sehingga terjadi royokan, rebutan. Kalau sudah rebutan, maka yang brutal yang ‘menang’. Ini yang harus kita waspadai, harus kita jaga agar kekuasaan itu bisa diatur bersama-sama dengan baik…”. Selanjutnya, “……kekuasaan yang telah semakin besar dan kuat, tak lagi memikirkan kebudayaan….padahal kebudayaan adalah kehidupan masyarakat, kebudayaan adalah ‘buatan’nya orang banyak. Kekuasaan pada kenyataannya (di negeri kita ini) adalah semata-mata untuk mengatur sumber-sumber pendapatan”. Inilah point-point penting yang ditemukan oleh penulis buku ini. “
Sajogyo Inside, Bogor

Buku ini membahas mulai dari kehidupan masa kecil Umar Kayam di Ngawi, Mangkunegaran Solo dalam nuansa keluarga, priyayi, masa mahasiswa, perannya sebagai Dirjen Radio, Televisi, dan Film, dll. ulasan tentang pemikiran keilmuan, kesenian dan kebudayaan, sampai dengan paparan mengenai bagaimana komunitas Umar Kayam mengenang dan mewacanakannya kembali setelah wafatnya.

Tugas

                             
fi·gur = tokoh peran yang merupakan pusat perhatian
historis = bersejarah
introduksi =bagian karangan yg menyatakan pendahuluan
konteks
= bagian suatu uraian atau kalimat yg dapat mendukung atau menambah kejelasan makna
kontradiksi = pertentangan antara dua hal yg sangat berlawanan atau bertentangan
kontraduktif = bersifat tidak (mampu) menghasilkan; tidak menguntungkan
mayor = pangkat perwira menengah peringkat terendah dl ketentaraan, satu tingkat di bawah letnan kolonel,
               satu tingkat di atas kapten (tanda pangkatnya satu bunga melati emas yg ditempatkan di bahu baju)

minor= Mus kecil (digunakan untuk selang, tangga nada, dan akor): selang nada sekon -- , tangga nada A -- , dan akor C

momen = waktu yg pendek atau sesaat
operasional = secara (bersifat) operasi; berhubungan dng operasi
seremoni = upacara

universal = umum (berlaku untuk semua orang atau untuk seluruh dunia)bersifat (melingkupi) seluruh dunia

eksekutif= berkenaan dng pengurusan (pengelolaan, pemerintahan) atau penyelenggaraan sesuatu
instruktur = orang yg bertugas mengajarkan sesuatu dan sekaligus memberikan latihan dan bimbingannya; pengajar; pelatih; pengasuh

konstitusi = segala ketentuan dan aturan tt ketatanegaraan (undang-undang dasar dsb)

legislatif = berwenang membuat undang-undang; badan -- , dewan yg berwenang membuat undang-undang
etalase = tempat memamerkan barang-barang yg dijual (biasanya di bagian depan toko)
melankolia = kelainan jiwa yg ditandai oleh keadaan depresi dan ketidakaktifan fisik
metode
=cara teratur yg digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dng yg dikehendaki; cara kerja yg bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yg ditentukan



Sabtu, 19 November 2011

Batu Lesung Ratusan Tahun Ada di Koto Majidin







Batu lesung yang terdapat di Koto Majidin yang merupakan benda peninggalan sejarah.(F:Averman)
Batu lesung yang terdapat di Koto Majidin yang merupakan benda peninggalan sejarah.(F:Averman)
KERINCI - Batu Lesung yang diperkirakan sudah berumur ratusan tahun lalu terdapat di Koto Majidin tepatnya di samping rumah Syafrizaldi yang merupakan Kepala Desa Koto Majidin Mudik Kecamatan Air Hangat Kabupaten Kerinci. Dari pantauan Harian ini di lapangan, Batu Lesung tersebut masih dalam bentuk yang utuh dan sangat nampak ciri-ciri khas peninggalan zaman dahulu. Seperti yang dikatakan Kades Koto Majidin Mudik, Syafrizaldi. ‘’Batu Lesung ini merupakan batu lesung zaman dahulu dan kita perkirakan umurnya sudah ratusan tahun.
Bentuknya pun masih utuh layaknya seperti peninggalan zaman-zaman dahulu,” ujar Syafrizaldi Minggu (02/10) kemarin. Kepala Desa Koto Majidin Mudik ini juga mengungkapkan bahwa batu lesung ini dulunya terletak di tengah-tengah rumah warga pemilik tanah. Karena di tanah tersebut mau dibangun rumah, maka dari itu batu lesung ini dipindahkan ke depan rumah pemilik tanah tersebut.

‘’Dulunya batu lesung ini berada di tengah-tengah rumah pemilik tanah, tapi sekitar 30 tahun lalu dipindahkan ke depan rumah pemilik tanah tersebut,’’ ungkap Syafrizaldi. Sementara itu, Rahmat Dayah, pemilik rumah tempat keberadaan Batu Lesung tersebut mengatakan pemindahan batu lesung ini tidak bisa sembarang orang. Tapi harus orang tertentu yang bisa memindahkan batu lesung tersebut.

‘’Orang yang bisa memindahkan batu ini adalah orang yang dianggap memiliki ilmu-ilmu khusus yang biasa kita kenal dengan orang pintar. Soalnya batu zaman-zaman dahulu kata orang tua-tua memiliki cerita mistis,” ujar Rahmat Dayah. Ia mengatakan, batu lesung ini memiliki muara di tengah sering terisi oleh air, air yang masuk ke lubang batu lesung tersebut oleh orang-orang diyakini bisa mengobati berbagai penyakit.

‘’Sudah sering beberapa orang yang datang ke sini untuk mengambil air di dalam batu lesung. Tapi saat kami tanya untuk apa air ini, mereka hanya menjawab untuk obat,” kata Rahmat. Meski batu lesung ini merupakan peninggalan zaman dahulu oleh pemilik rumah yang tempat lokasi ditemukannya batu lesung ini tidak ingin memindahkan batu lesung tersebut ke tempat lain. ‘’Pasalnya, batu ini merupakan bukti sejarah adanya aktivitas kehidupan dari nenek moyang mereka pada dahulu kala,’’ ujarnya.


Sumber : Regi Senjaya >>>

Kerinci Kota Wisata

TARI NITI MAHLIGAI
Tari Niti Naik Mahligai adalah satu Tarian Tradisional yang mengandung unsur magis. Yang sangat memukau pada Tarian ini adalah atraksi dimana para penari menunjukan kebolehan dengan menari di atas api yang membara, berjalan diatas pecahan kaca dan mata pedang tajam, berjalan diatas telur serta menusukan tombak besi yang runcing di beberapa bagian tubuh seperti perut dan lain sebagainya, Tarian ini diiringi Musik dan lagu Tradisonal Daerah.


Tari Tauh Kerinci


Tarian ini merupakan tarian Khas Daerah Lekuk 50 Tumbi Lempur Kecamatan Gunung Raya, Biasanya diselenggarakan pada saat ada perayaan-perayaan kenduri Sko penyambutan tamu. Tarian ini dibawakan oleh laki-laki dan perempuan (secara berpasangan) sering dilakukan sambil berdiri dan diiringi music rebab, gong dan nyanyian klasik yang disebut “Mantun” yang mengisahkan Kehidupan Masyarakat Desa, Percintaan, Adat Istiadat, dan lain-lain. Para penari menggunakan busana khas lempur yang berwarna hitam atau coklat serta memakai tutup hiasan perak.

Tari Rangguk
Tari Rangguk ini merupakan tarian spesifik Kerinci yang Populer, tarian ini umumnya ditarikan oleh beberapa orang gadis remaja sambil memukul rebana kecil, tarian ini diiringi dengan nyanyian sambil mengangguk-anggukan kepala seakan memberikan Hormat kepada Penonton.
Tari Rangguk dilakukan pada acara-acara tertentu seperti menerima kedatangan Depati (Tokoh adat Kerinci), tamu dan para Pembesar dari luar Daerah.

Sirih Pinang
Sirih Pinang yang terhidang didalam Carano, sebagai ucapan Selamat Datang bagi para tamu dan Undangan, Karib kerabat dan para pemangku Adat yang bertandang ke Ranoh Kincai.

Sirih pinang disusun sedemikian rupa didalam sebuah wadah yang dinamakan “Carano” yang diselipkan juga dengan rokok enau atau rokok yang terbuat dari bahan Nipah, yang berisikan tembakau.
Konon Tradisi ini sudah dilakukan oleh para nenek moyang dan Orang-orang tua dahulu dan masih dibudayakan serta telah menjadi Adat di kerinci hingga sekarang saat ini.

Sike Rebana

Kesenian ini perpaduan tiga buah seni yaitu seni vocal, seni gerak (tarian) dan seni music. Seni Vokal (suara nyanyian) yang dinyanyikan merupakan puji-pujian terhadap Yang khalik Pencipta Alam Semesta dan Rasul-rasulnya.
Irama nyanian Sike Rebana ini kadang-kadang diolah dalam irama yang disebut Tale (nyanyian khas Kerinci). Rebana besar selain sebagai proprti dalam gerak juga berfungsi sebagai pengiring suara Musik. Gerak dan suara pukulan rebana yang dipukuloleh Pesike (penari) menambah semaraknya seni ini.

Kantong semar

Kantong Semar (Nepenthes sp) Merupakan tanaman unik dari hutan, bias ditemukan hutan terluas di dunia “TNKS” (Taman Nasioan Kerinci Sebelat). Pada ujung daun terdapat salur yang dapat termodifikasi membentuk kantong, yaitu sebagai alat perangkap yang digunakan untuk memakan mangsanya (serangga, pacet, anak kodok, dan lain sebagainya) yang masuk kedalam kantung. Di Kecamatan Gunung Raya khususnya di Lempur tanaman ini banyak diambil untuk dijadikan tempat memasak beras ketan yang diberi santan.

Danau kerinci


Danau Kerinci memiliki Luas 4.200 ha dengan kedalaman hingga 110 m dan terletak pada ketinggian 783 m dpl. Danau ini menyimpan banyak jenis ikan. Ikan Semah merupakan Ikan yang paling digemari. Selain panorama Alam yang Indah, interaksi pengunjung yang sangat antusias , seperti diadakannya Pesta Danau yang disebut FMPDK (Festival Masyarakat Peduli Danau Kerinci). Danau kerinci terletak diantara dua kecamatan yaitu Kecamatan Danau Kerinci dan Kecamatan Keliling Danau. Terdapat juga beberapa titik lokasi yang menarik diantaranya Pesanggrahan dan Tanjung Hatta, Tanjung Pelita, Taman Husein, Serta Pantai Indah.

Perkebunan Teh Kayu Aro


Perkebunan teh Kayu Aro tercatat sebagai perkebunan teh tertua di Indonesia. Perkebunan The Kayu Aro memiliki luas 3.020 hektar adalah perkebunan teh dalam satu hamparan terluas didunia, berada pada ketinggian 1.400-1.600 m dpl, yang merupakan perkebunan the tertinggi kedua di dunia setelah perkebunan teh Darjeling di kaki Gunung Himalaya (4.000 m dpl). Pengawasan kualitas yang tinggi, mulai dari perawatan dan pemeliharaan tanaman, pemetikan pucuk teh, pengolahan dipabrik, hingga pengemasan dan pengiriman the Produksi PT Perkebunan Nusantara VI (PTPN VI) ini menyandang nama harum sebagai the dengan kualitas terbaik di dunia. Dengan Aroma yang khas serta kualitas prima, sebagian hasil Produksi PTPN VI ini di Ekspor ke Luar Negeri.

Danau Belibis

Danau ini terletak di lereng Gunung Kerinci yang memiliki hutan luas yang Lebat. Kondisi Alam pegunungan disekitar danau masih asli dan merupakan salah satu obyek wisata yang mempunyai daya tarik khusus untuk dikunjungi. Danau yang indah ini dikelilingi oleh tebing –tebing yang curam merupakan Tempat minum berbagai jenis satwa dan sebagai tempat berkumpulnya hewan dan belibis. Danau belibis dapat di capai melalui Desa Gunung Labu Atau Desa Kebun Baru. Jarak tempuh dari kota sungai penuh ± 52 km.


Taman Husein


Taman Husein memiliki pantai dengan batu-batu besar yang terletak dipinggir jalan raya dan jauh dari pemukiman penduduk. Lokasi ini terasa sangat nyaman, pemandangan lepas kearah danau, suara riuh dedaunan yang tertiup angin serta suara gemercik ombak yang menerpa pantai berbatuan merupakan kondisi yang ideal untuk bersantai bersama orang-orang terdekat. Tersedia beberapa shelter di bibir pantai serta warung yang menyediakan minum dan makanan ringan. Taman Husein dapat dicapai dari Kota Sungai Penuh Setelah menempuh perjalanan selama ± 90 menit.


Objyek Wisata Alam

Gunung Kerinci

Kabupaten Kerinci dikenal sebagai daerah tujuan wisata utama di Provinsi Jambi, hal ini dikarenakan pesona alamnya yang sangat eksotik, disamping memiliki udara yang sejuk, kerinci memiliki objek wisata yang cukup lengkap. Dari wisata Gunung, danau, air terjun, air panas, hutan yang alami, hingga panorama bukit yang menawarkan keindahan tak terbatas. Diantaranya Gunung Kerinci yang Terletak di bukit barisan adalah gunung Tertinggi di Sumatera, dan puncak tertinggi di Indonesia di selain wilayah pegunungan papua. Ia adalah fitur paling tekenal di Taman Nasioan Kerinci Sebelat. Nama gunung Kerinci Juga digunakan sebagai nama Kapal Pelayaran Nasional Indonesia (PT PELNI) Yang melayani beberapa Trayek wilayah Jakarta-Kepulauan Riau yang mengangkut hingga 5000 penumpang. Dan juga menjadi nama perusahaan Asli daerah yaitu Travel dan Bus Malam Gunung Kerinci. Gunung Kerinci memiliki ketinggian 3805 m dpl yang dapat di daki melalui desa kersik Tua, Kecamatan Kayu Aro, Kabupaten Kerinci – Jambi, Gunung Kerinci masih aktif dan meletus terakhir kali pada tahun 1970.


Danau Gunung Tujuh

Danau Gunung Tujuh kita dapat menikmati panorama danau, dan pengamatan satwa. Danau Gunung Tujuh merupakan danau Vulkanik yang tertinggi di asia tenggara (2000 m dpl) seluas 1.000 ha yang dikelilingitujuh buah bukit yang masih memiliki panorama asli dan alami. Terletak di Pelompek, kecamatan Gunung Tujuh.

Air Terjun Telun Berasap

Air Terjun Telun Berasap merupakan air terjun yang berhulu di Danau Gunung Tujuh, terjadi dari air Sungai yang melewati sebuah tebing terjal dengan ketinggian lebih dari 50 meter dan menghempas secara alami hingga menimbulkan uap air berupa titik embun yang menyerupai asap. Perpaduan uap air dan sinar matahari membuat timbulnya pelangi yang menambah keunikan air terjun ini. Terletak di kecamatan Kayu Aro, dapat di capai ± 69 km dari kota Sungai Penuh atau sekitar 100 menit.


Air Panas Semurup

Obyek wisata ini terletak di desa Air Panas Baru Kecamatan Air Hangat 11 km dari kota Sungai Penuh. Air Panas yang keluar dari perut bumi merupakan hasil kegiatan Vulkanik, dengan Luas permukaan kawahnya lebih kurang 15 m­2 membentuk kolam kecil yang selalu megeluarkan uap panas.
Kegiatan wisatawan yang berkunjung ketempat wisata Air Panas Semurup ini yaitu merebus telur dan pisang. Disamping itu ada fasilitas kamar mandi yang digunakan untuk berendam guna penyembuhan penyakit kulit.

Taman Nasional Kerinci Seblat

Taman Nasional Kerinci Seblat luasnya sekitar 1.386.000 Ha dan dikabupaten Kerinci Taman Nasioanal ini mencapai 215.000 Ha. Pusat dari daya tarik Taman Nasional ini sebagian besar berada di Kabupaten Kerinci, Karena ditemukan berbagai macam keanekaragaman hayati daerah Tropis dan sebagai kawasan konservasi/hidrologi.
Dihutan yang mengahmpar luas dan Alami ini terdapat ± 139 jenis burung, 36 jenis mamalia, 10 jenis reptilian, 6 jenis amphimbi, dan 8 jenis primate. Dari semua jenis Fauna tersebut diantaranya terdapat yang dilindungi dari kepunahan, seperti Badak Sumatera (Dicerominus Sumatrensis), Kambing Hutan (Capricomis Sumatrensis), Harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumantresis), dan Gajah Sumatera (Elephant Maximus Sumantresis). Tak kalah uniknya dari semua Jenis Fauna Tersebut juga terdapat sekitar 4.000 spesies Flora. Diantaranya adalah Pinus mercusli strain Kerinci. Kayu Pacet (Harpullia Arborea) yang memiliki keindahan warna yang sangat menarik, Bunga Raflesia (Raflesia Arnoldi), Bunga Bangkai (Amorphophalus Titanium) yang merupakan bunga terkenal didunia.

Rawa Ladeh Panjang
Rawa Ladeh Panjang merupakan hamparan lahan basah dengan luas ±150 Ha terletak pada ketinggian ±1.950 m dpl. Bagi pecinta dan pengamat binatang dapat menjumpai satwa liar seperti Harimau Sumetera, Kambing Hutan, Rusa, Babi hutan, dan berbagai jenis burung. Untuk mencapai Rawa Ladeh Panjang dapat menggunakan bus dari kota Sungai Penuh sampai Desa Kebun Baru Kecamatan Kayu Aro ±40 km perjalanan.
Selanjutnya berjalan kaki selama 4-5 jam menuju obyek wisata. Disekitar lokasi wisata Rawa Ladeh Panjang terdapat beberapa buah danau atau telaga berair jernih yang merupakan tempat satwa minum dan beristirahat.

Cukup sekian Yang Saya Tau,Kalau ada kekurangan mohon dapat di maklumi....

Jumat, 18 November 2011

Jalur Pendakian Gunung Kerinci


Gunung kerinci termasuk gunung berapi yang masih aktif, dengan ketinggian 3.805 mdpl. Gunung ini menjadi gunung tertinggi di Indonesia di luar pegunungan Irian Jaya. Di sebelah timur terdapat danau Bento, rawa berair jernih tertinggi di Sumatera.
Di belakangnya terdapat gunung tujuh dengan kawah yang sangat indah yang hampir tak tersentuh. Di tengah taman terdapat celah lembah kota sungaipenuh, perkebunan kopi, dan danau Kerinci.
Gunung ini dapat ditempuh melalui darat dari Jambi menuju Sungaipenuh melalui Bangko. Dapat juga ditempuh dari Padang, Lubuk Linggau, dan Bengkulu. Dengan pesawat terbang dapat mendarat di Padang atau Jambi.
Keindahan panorama yang natural dengan kekayaan flora dan fauna dapat di temui mulai dari dataran rendah hingga puncak gunung Kerinci, tidak hanya untuk dinikmati tetapi sangat baik untuk melakukan penelitian dan pendidikan. Pendakian ke puncak gunung Kerinci memakan waktu dua hari mulai dari Pos Kersik Tuo.
Tumbuhan dataran rendah di dominasi oleh beberapa jenis mahoni, terdapat juga tumbuhan raksasa bunga raflesia rafflesia arnoldi dan suweg raksasa Amorphophallus titanum. Dengan taman nasional Leuser, taman ini terhalang oleh danau toba dan ngarai Sihanok. Sehingga beberapa binatang yang tidak terdapat di taman Leuser ada di sini seperti tapir (Tapirus indicus) dan kus-kus (Tarsius bancanus).
Banyak terdapat binatang khas sumatera seperti gajah, badak sumatera, harimau, beruang madu, macan tutul, kecuali orang utan. Berbagai primata seperti siamang, gibbon, monyet ekor panjang dan Presbytis melapophos. Terdapat juga 140 jenis burung.
Desa Kersik Tuo, Kecamatan Kayu Aro berada pada ketinggian 1.400 mdpl dengan penduduk yang terdiri dari para pekerja perkebunan keturunan jawa, sehingga bahasa setempat adalah bahasa jawa. Dari Kersik Tuo kita menuju ke Pos penjagaan TNKS atau R10 pada ketinggian 1611 mdpi dengan berjalan kaki sekitar 45 menit melintasi perkebunan teh.
Pondok R 10 adalah pondok jaga balai TNKS untuk mengawasi setiap pengunjung yang akan mendaki Gunung Kerinci. Dari R10 kita menuju ke Pintu Rimba dengan ketinggian 1800 mdpl, Jaraknya sekitar 2 km dengan waktu tempuh kurang lebih 1 jam perjalanan. Medannya berupa perkebunan/ladang penduduk, kondisi jalan baik (aspal) sampai ke batas hutan.
Pintu Rimba merupakan gerbang awal pendakian berada dalam batas hutan antara ladang dan hutan heterogen sebagai pintu masuk. Pintu Rimba berada pada ketinggian 1.800 mdpl. Di sini ada lokasi shelter dan juga lokasi air kurang lebih 200 meter sebelah kiri. Jarak tempuh ke Bangku Panjang 2 km atau 30 menit perjalanan, lintasannya agak landai memasuki kawasan hutan heterogen.

Pos Bangku Panjang dengan ketinggian 1909 mdpl, terdapat dua buah shelter yang dapat digunakan untuk beristirahat. Menuju Batu Lumut medan masih landai jarak 2 km dengan waktu tempuh sekitar 45 menit melintasi kawasan hutan. Pendaki dapat beristirahat di Pos Batu Lumut yang berada di ketinggian 2.000 mdpl, namun di sini tidak ada shelter-nya. Terdapat sungai yang kadang kala kering di musim kemarau.
Untuk menuju Pos 1 yang berjarak sekitar 2 km dari Batu Lumut kita membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam. Jalur memasuki kawasan hutan yang lebat dan terjal dengan kemiringan 45 hingga 60 derajad.
Di Pos 1 terdapat sebuah pondok yang dapat digunakan untuk beristirahat Pos ini berada di ketinggian 2.225 mdpl. Untuk menuju Pos 2 jarak yang harus ditempuh sekitar 3 km dengan waktu tempuh 2 jam. Di lintasan ini kadangkala dijumpai medan yang terjal dengan kemiringan hingga 45 tetapi masih bertemu dengan medan yang landai.
Terdapat sebuah Pondok yang sudah tua di Pos 2 yang berada di ketinggian 2.510 mdpl, di sini pendaki dapat beristirahat. Untuk menuju Pos 3 jarak yang harus ditempuh adalah 2 km dengan waktu tempuh sekitar 3 jam. Di lintasan ini dapat kita jumpai tumbuhan paku-pakuan dengan kondisi hutan yang agak terbuka.
Terdapat Pondok yang sudah rusak tinggal kerangkanya di Pos 3 yang berada di ketinggian 3.073 mdpl. Di tempat ini pendaki dapat beristirahat dan masih nyaman untuk mendirikan tenda karena masih terlindung oleh pepohonan. Waktu tempuh untuk menuju puncak dari pos ini sekitar 4 jam.
Untuk menuju ke Pos 4 jarak yang harus ditempuh sekitar 1,5 km, memerlukan waktu sekitar 1,5 jam. Kondisi jalur berupa bekas aliran air sehingga akan berubah menjadi selokan bila turun hujan. Pos 4 berada pada ketinggian 3351 mdpl tempat ini cukup lapang bisa untuk mendirikan beberapa tenda, namun cuaca di sini sering kali tidak bersahabat. Lintasan selanjutnya untuk menuju puncak berupa pasir, batuan cadas. Jarak tempuh menuju puncak 2 km dengan waktu tempuh sekitar 3 jam. Di lintasan ini pendaki perlu ekstra hati-hati.
Puncak Gunung Kerinci berada pada ketinggian 3.805 mdpl, di sini kita dapat melihat di kejauhan membentang pemandangan indah kota Jambi, Padang, dan Bengkulu. Bahkan Samudera Hindia yang luas dapat terlihat dengan jelas. Gunung Kerinci memiliki kawah seluas 400 x 120 meter dan berisi air yang berwarna hijau.

Postingan Populer

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

New Tutorial

 

New Story of My Life

Follow Us With Facebook

Copyright© 2011 Kerinci Community | Template Blogger Designer by : Utta' |
Template Name | Uniqx Transparent : Version 1.0 | Zero-Nine.Net